Sandera Hamas Disebut Alami Stockholm Syndrome, Apa Itu?
Ramai di media sosial pembahasan mengenai istilah stockholm syndromeyang dialami oleh sandera yang dibebaskan Hamasmenyusul gencatan senjata dengan Israel.
Diketahui pada masa gencatan senjata sejak 24 November lalu, Hamas dan Israel saling membebaskan warga yang dijadikan sandera.
Warganet menyebut sandera Hamas yang didominasi warga Israel tampak memiliki raut wajah bahagia dan sempat melambaikan tangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa itu stockholm syndrome?
[Gambas:Twitter]
Terlepas dari foto dan video yang beredar soal kondisi sandera Hamas, apa itu stockholm syndrome?
Menukil Cleveland Clinic, Sindrom Stockholm adalah kondisi psikologis seseorang saat menjadi korban penculikan, penyekapan, dan penyanderaan.
Orang dengan stockholm syndrome membentuk hubungan psikologis dengan penculiknya dan mulai bersimpati kepada mereka.
Namun, seiring berjalannya waktu, stockholm syndrome tidak hanya terjadi pada korban penculikan. Kondisi ini juga bisa dialami oleh orang-orang yang terjebak dalam toxic relationship, seperti KDRT (kekerasan dalam rumah tangga).
Dilansir dari Siloam Hospitals, pada kondisi ini korban akan mengembangkan perasaan positif terhadap pelaku penculikan sebagai bentuk coping mechanism.
Coping mechanismadalah upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk menghadapi situasi yang sulit atau menyebabkan stres maupun trauma.
Stockholm syndrome bisa jadi muncul karena korban seperti sandera Hamas ingin meningkatkan peluang atau kesempatan untuk bertahan hidup, dan salah satu caranya adalah dengan bersimpati pada pelaku yang menculiknya.
Sindrom ini pertama kali dikenalkan oleh seorang kriminolog dan psikiater asal Swedia, Nils Bejerot pada 1973. Saat itu terjadi kasus perampokan bank di Kota Stockholm yang korbannya banyak disekap selama 6 hari.
Pada kasus ini, korban sandera penculikan justru membentuk ikatan emosional dengan pelaku.
Gejala stockholm syndrome
Orang dengan stockholm syndrome biasanya memiliki tanda-tanda sebagai berikut:
- Perasaan positif terhadap penculik atau pelaku kekerasan
- Simpati terhadap keyakinan dan perilaku penculiknya
- Perasaan negatif terhadap polisi atau figur otoritas lainnya
Gejala lain yang mirip dengan gangguan stres pascatrauma (PTSD) adalah:
- Kilas balik (flashback)
- Merasa tidak percaya, jengkel, gelisah atau cemas
- Tidak bisa bersantai atau menikmati hal-hal yang sebelumnya Anda nikmati
- Kesulitan berkonsentrasi
Penyebab stockholm syndrome
![]() |
Mengutip WebMD, tidak semua orang yang berada dalam situasi penculikan dan penyanderaan mengalami stockholm syndrome.
Meski tak jelas penyebabnya, namun sindrom ini dianggap sebagai cara bertahan hidup. Seseorang mungkin menciptakan ikatan ini sebagai cara untuk mengatasi situasi ekstrem dan menakutkan.
Beberapa hal penting tampaknya meningkatkan kemungkinan terjadinya stockholm syndrome, di antaranya:
- Berada dalam situasi yang penuh emosi untuk waktu yang lama
- Berada di ruang bersama dengan penyandera dengan kondisi yang buruk (misalnya tidak cukup makanan, ruang yang secara fisik tidak nyaman)
- Ketika sandera bergantung pada penyandera untuk kebutuhan dasar
- Ketika ancaman terhadap nyawa tidak dilakukan (misalnya eksekusi palsu)
- Ketika para sandera belum mengalami dehumanisasi
Seseorang mungkin dianiaya dan diancam dengan kejam oleh penculik atau pelaku kekerasan, namun mereka juga bergantung pada mereka untuk bertahan hidup.
Jika pelakunya baik hati, mereka mungkin akan menganggap hal ini sebagai mekanisme bertahan hidup. Korban penyanderaan seperti sandera Hamas yang mengalami stockholm syndrome ini mungkin bersimpati terhadap mereka atas kebaikan ini.
(pua/pua)(责任编辑:焦点)
- ·Sandera Hamas Disebut Alami Stockholm Syndrome, Apa Itu?
- ·Saldo DANA Kaget Jadi Gaya Hidup Digital Baru, Segera Klaim di Sini!
- ·Tren Skincare Pria Makin Menanjak di Indonesia
- ·Mudah dan Cepat! Ini Langkah
- ·Tahun Baru 2024 Seru di 'Magical Forest' Swiss
- ·Kisruh Lapangan Tenis Internasional di Bali Disebut Bakal Seret Mantan Terpidana Kasus Korupsi BLBI
- ·5 Daun untuk Menghilangkan Nyeri Haid, Aktivitas Lancar Jaya!
- ·Akhir Pekan Hoki, Link DANA Kaget Terbaru Siap Diburu, Jangan Sampai Kuota Habis
- ·PDI Perjuangan dan NasDem Tak Gabung Kabinet, Golkar Gak Mau Ambil Pusing
- ·Prospek Hilirisasi Nikel Menjanjikan, Pengamat Yakin PT Vale Indonesia Kian Solid Performa Bisnisnya
- ·Menko Airlangga Fokus Percepat Penyelesaian Perjanjian Dagang RI
- ·Jangan Tolak Rezeki, Ada Saldo Dana Kaget Gratis Capai Rp 400 Ribu Hari Ini
- ·Kisruh Lapangan Tenis Internasional di Bali Disebut Bakal Seret Mantan Terpidana Kasus Korupsi BLBI
- ·Prospek Hilirisasi Nikel Menjanjikan, Pengamat Yakin PT Vale Indonesia Kian Solid Performa Bisnisnya
- ·Ancaman Elon Musk ke Trump Bikin Dunia Intelijen Terancam
- ·Munas XI Asperindo 2025 Siap Digelar, Presiden Prabowo Dijadwalkan Hadir
- ·Kerugian Scam di Sektor Keuangan Capai Rp2,1 Triliun
- ·PKB: Di Luar Negeri, Ormas Bertindak Premanisme Bisa Dibubarkan Lewat UU Antiterorisme
- ·Kurangi Risiko Bunuh Diri, Korsel Siapkan Tes Kesehatan Mental dari SD
- ·Saksi: Korban Berdua dengan Pria Lain Sebelum Tewas Dibunuh