会员登录 - 用户注册 - 设为首页 - 加入收藏 - 网站地图 BPOM Terbitkan Izin Edar Obat Kanker Paru dan Limfoma!

BPOM Terbitkan Izin Edar Obat Kanker Paru dan Limfoma

时间:2025-06-08 11:40:09 来源:quickq ios版下载 作者:热点 阅读:567次
Jakarta,quickq中文名叫什么 CNN Indonesia--

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI telah mengeluarkan izin edar untuk obat Etapid dan Brukinsa, yang ditujukan untuk pengobatan kanker paru-parudan limfoma.

BPOM Terbitkan Izin Edar Obat Kanker Paru dan Limfoma

Kedua obat tersebut dikembangkan oleh perusahaan farmasi global BeiGene yang didistribusikan di Indonesia oleh PT Etana Biotechnologies Indonesia.

Kepala BPOM Taruna Ikrar menyatakan, kedua obat ini merupakan langkah maju dalam terapi kanker, yang dirancang untuk meningkatkan peluang hidup pasien.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pilihan Redaksi
  • Bahaya Makanan Ultra Proses, Ditemukan Bisa Picu 32 Penyakit
  • Cek 5 Minuman ini, Ampuh Bersihkan Paru-Paru Saat Polusi Menghantam
  • 5 Manfaat Tak Terduga Minum Teh Serai Setiap Hari

Etapid sendiri adalah antibodi monoklonal yang telah disetujui di lebih dari 40 negara, termasuk oleh FDA (Amerika Serikat) dan EMA (Eropa).

Di Indonesia, Etapid diindikasikan untuk:

• Kanker paru-paru bukan sel kecil(non-small cell lung cancer/NSCLC)
• Karsinoma sel skuamosa esofagus(esophageal squamous cell carcinoma/ESCC).

Sementara Brukinsa adalah inhibitor molekul kecil Bruton Tyrosine Kinase (BTK) yang tersedia dalam bentuk oral (zanubrutinib).

Obat ini telah digunakan di lebih dari 70 negara dan mengobati lebih dari 100 ribu pasien secara global.

Di Indonesia, Brukinsa diindikasikan untuk pengobatan:

• Makroglobulinemia waldenstrom(waldenstrom macroglobulinemia/ WM)
• Limfoma sel mantel (mantle cell lymphoma/ MCL).
• Leukemia limfositik kronis (chronic lymphocytic leukemia/ CLL)
• Limfoma limfositik kecil (small lymphocytic lymphoma/ SLL).

Efek samping dan efikasi

ilustrasi rontgen paruIlustrasi. BPOM RI menerbitkan izin edar untuk dua jenis obat kanker. (iStockphoto/utah778)

Seperti obat lain, Etapid dan Brukinsa juga memiliki efek samping yang bisa dialami pasien. Efek samping itu mulai dari mual, kelelahan, atau rasa tidak nyaman.

Meski begitu, menurut Taruna, manfaatnya jauh lebih besar dibandingkan risikonya, terutama dalam meningkatkan tingkat keberhasilan terapi.

"Efikasi kedua obat ini mencapai 84 persen. Artinya angka keberhasilannya tinggi. Ini dapat memperpanjang waktu bertahan hidup pasien dan meningkatkan kualitas hidup mereka," jelas Taruna.

BPOM memastikan kedua obat ini telah memenuhi standar keamanan, efektivitas, dan kualitas produksi yang ketat.

"Harapan kami, semakin banyak industri farmasi di Indonesia yang mengembangkan obat inovatif sesuai dengan standar internasional," kata Taruna.

(tst/asr)

(责任编辑:焦点)

相关内容
  • Soal Alumni LPDP Tak Wajib Pulang, Pakar Ingatkan Defisit SDM Unggul
  • Waspada 9 Penyakit Komplikasi yang Dipicu Obesitas
  • Penumpang Terkunci di Toilet Pesawat, Bisa Keluar Usai Dibantu Pilot
  • 武藏野美术大学难考吗?
  • Tom Lembong Resmi Ajukan Praperadilan, Minta Status Tersangka Dicabut
  • 5 Risiko Kehamilan Usia 40 Tahun, Keguguran hingga Preeklamsia
  • 加拿大拉萨尔艺术学院详解
  • Sekolah Tidak Finalisasi Akun SNPMB 2025, Bagaimana Nasib Siswa?
推荐内容
  • Alexander Marwata Layangkan Gugatan ke MK, KPK: Bukan Atas Nama Lembaga
  • Hentaskan Kemiskinan, Wamensos: Program MBG Adalah Harapan
  • Kemlu RI Tunggu Komunikasi Resmi terkait Isu Penghentian Hibah Amerika Serikat
  • Elon Musk Umumkan robotaxi Resmi Beroperasi Beberapa Minggu Lagi
  • Benarkah Suntik Putih dan Vitamin C Bisa Sebabkan Autoimun?
  • KPK Kembali Tangkap Rachmat Yasin