Time to Rise: LPS Monas Half Marathon 2025 Jadi Simbol Kebangkitan Jakarta Lewat Sport Tourism
Jakarta bersiap menjadi panggung kebangkitan semangat baru lewat ajang LPS Monas Half Marathon (MHM) 2025 yang akan digelar pada Minggu, 15 Juni mendatang.
Mengusung tema “Time to Rise”, lomba lari tahunan ini hadir bukan sekadar kompetisi olahraga, melainkan juga simbol harapan baru bagi kota dan warganya pascapandemi, sekaligus penguat posisi Jakarta sebagai destinasi sport tourismberkelas internasional.
Dengan rute baru yang lebih lapang dan minim tikungan, penyelenggara menargetkan catatan waktu para pelari bisa lebih optimal. Jalur sepanjang lebih dari 90 persen kini memanfaatkan jalan-jalan protokol utama ibu kota, sehingga pengalaman berlari menjadi lebih nyaman dan kompetitif.
“Tahun ini kita ingin bukan hanya sekadar lomba, tapi juga pengalaman berlari yang mendorong prestasi,” ujar Pemimpin Redaksi Harian Kompas, Haryo Damardono, dalam keterangannya, Jumat (13/6/2025).
Tak hanya soal teknis lomba, LPS MHM 2025 juga menjadi wujud kolaborasi lintas pihak mulai dari Pemprov DKI Jakarta, komunitas pelari, relawan, hingga pelaku UMKM.
Dinas Pemuda dan Olahraga DKI Jakarta menyebut acara ini sebagai cerminan komitmen pemerintah dalam menyediakan ruang kota yang inklusif dan sehat. Sementara itu, Dinas Perhubungan menekankan pentingnya eventini dalam membentuk budaya olahraga yang berkelanjutan.
Baca Juga: Masyarakat Tak Sanggup Menabung, LPS: Konsumen Terkapar oleh Biaya Pendidikan dan Utang
Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa, menambahkan bahwa berbagai inovasi juga hadir tahun ini. Di antaranya, program Run the Ground yang digelar di delapan titik Jabodetabek untuk membangun antusiasme publik sejak jauh hari. Tak ketinggalan, pelibatan pelaku UMKM pun mendapat sorotan sebagai upaya memperluas dampak sosial ekonomi acara ini.
Total peserta tahun ini mencapai 6.000 orang untuk kategori Half Marathon, ditambah 1.500 pelari untuk kategori Run The City. Dari sisi medis, panitia telah menyiapkan tim kesehatan di titik-titik strategis, lengkap dengan ambulans dan SOP darurat, untuk memastikan keselamatan pelari.
Antusiasme juga datang dari luar negeri. Salah satu pacer asal Kuala Lumpur mengaku tertarik berpartisipasi karena atmosfer Jakarta yang dinamis dan unik.
“Berlari di Jakarta itu beda. Ramai, penuh energi, dan terasa seperti perayaan,” katanya.
Dengan semangat “Time to Rise”, LPS Monas Half Marathon 2025 hadir sebagai lebih dari sekadar lomba lari, melainkan panggung kebersamaan, ruang pemulihan, dan penanda bahwa Jakarta siap berlari kembali menuju masa depan.
(责任编辑:休闲)
- KPK Cegah Syahrul Yasin Limpo dan Keluarga ke Luar Negeri
- Menteri ATR/BPN AHY Ajak Hipmi Berkolaborasi dalam Meningkatkan Ekonomi RI
- Petani di China Gunakan Teknologi Drone untuk Panen
- PGN Agresif Kembangkan Market Gas Bumi di Indonesia Timur
- Tekan Pelanggaran ODOL, Menhub Dudy Dorong Integrasi Data Digital untuk Pengawasan Angkutan Barang
- Dua Panda Mudik ke China Naik Penerbangan 'Kelas Satu' dari Skotlandia
- PDI Perjuangan dan NasDem Tak Gabung Kabinet, Golkar Gak Mau Ambil Pusing
- LSI Prediksi, Tiga Pasangan Cagub DKI Berpotensi Masuk Putaran II
- Terancam Sanksi dari PDIP, Budiman Sudjatmiko: Saya Belum Mendapat Surat Pemanggilan Resmi
- Direktur Nasional Miss Universe Nikaragua Dituduh Gulingkan Pemerintah
- Menteri ATR/BPN AHY Ajak Hipmi Berkolaborasi dalam Meningkatkan Ekonomi RI
- Dibuang Sayang, Ini Cara Menanam Alpukat dari Biji
- PT KAI Comuter Layani 331 Juta Lebih Penumpang Sepanjang 2023
- Jabat di Kementerian Baru, AHY Belum Tahu Ngantor di Mana
- Polri: Belasan Ribu Orang Jadi Korban Investasi Bodong Viral Blast, Kerugian CapaiRp1,8 Triliun
- Ini Gejala yang Dikeluhkan Pasien Mycoplasma Pneumoniae di Jakarta
- Kembali Terpilih Menjadi Anggota DPR, Rieke Diah Pitaloka Pastikan Tetap Kawal Suara Rakyat
- Akademisi Desak Peningkatan Kesejahteraan Guru: Padahal Dana Besar dan Ada Asosiasi Guru
- Gandeng UMKM Lokal, Perusahaan Kesehatan Taiwan Ini Siap Masuk Indonesia
- Mahfud MD Tanggapi Penyataan Yusril Ihza Mahendra, Kasus 1998 Tak Bisa Diabaikan!